Cerita My Big Boy Anime

Cerita My Big Boy Anime


Di sebuah kota kecil yang terletak di pinggiran negeri Jepang, ada seorang remaja bernama Haruto. Usianya baru menginjak 16 tahun, namun tinggi tubuhnya yang menjulang lebih dari 190 cm sudah membuatnya terlihat lebih tua dari usia sebenarnya. Haruto tidak pernah merasa nyaman dengan tubuhnya yang besar. Dia sering menjadi bahan olokan teman-temannya yang lebih kecil dan lebih ramping. Sebagai seorang siswa SMA, Haruto lebih memilih hidup dalam kesendirian, menjauhi keramaian, dan lebih fokus pada kegemarannya untuk melukis dan membaca manga.


Namun, hidupnya berubah pada suatu hari yang biasa, ketika ia bertemu dengan seorang gadis yang benar-benar berbeda dengan yang lain.


Pagi itu, Haruto bangun lebih pagi dari biasanya, bergegas keluar dari rumahnya, dan berjalan menuju sekolah. Saat ia sedang melintasi taman kecil yang terletak di jalan utama, ia melihat seorang gadis duduk di bangku taman dengan sebuah buku tebal di tangannya. Rambut panjangnya yang berwarna hitam legam mengalir indah tertiup angin pagi. Mata gadis itu tampak sangat fokus pada buku yang sedang dibacanya, tetapi ada sesuatu yang aneh dalam cara dia duduk—sangat tegap dan penuh kepercayaan diri.


Haruto terhenti sejenak untuk mengamati gadis itu. Ia merasa bahwa gadis ini tidak seperti kebanyakan orang yang biasa ia temui. Biasanya, orang akan memperhatikan tinggi tubuhnya terlebih dahulu, merasa kagum, atau bahkan takut. Namun, gadis ini tidak tampak terkesan sama sekali. Dia seolah-olah tidak peduli dengan apa yang ada di sekitarnya.


Gadis itu menutup bukunya, lalu melirik Haruto yang sedang berdiri tidak jauh darinya. 


“Apakah kamu sering berjalan lewat sini?” tanya gadis itu dengan suara yang tenang, tetapi jelas.


Haruto sedikit terkejut. Dia tidak terbiasa berbicara dengan orang asing, terlebih seorang gadis yang tampaknya begitu berani dan percaya diri.


“Eh... iya. Setiap hari, sih,” jawabnya dengan ragu.


“Nama saya Yui,” kata gadis itu sambil tersenyum. “Dan kamu pasti Haruto, kan? Aku sudah sering melihatmu lewat sini.”


Haruto terkejut. “Kamu... tahu namaku?”


Yui mengangguk. “Tentu saja. Kamu cukup terkenal di sekolah, bukan? Semua orang tahu kalau kamu si 'big guy'. Tapi aku rasa, di balik tubuh besar itu, ada seseorang yang lebih dari sekadar tinggi badan."


Haruto merasa canggung mendengar perkataan itu. Ya, di sekolah, ia memang dikenal sebagai "si raksasa" karena tingginya yang tidak biasa. Namun, ia tidak pernah merasa dikenal atau dihargai dengan cara yang positif. Biasanya, orang lebih sering mengejeknya atau merasa tidak nyaman berada di dekatnya.


“Apa maksudmu dengan ‘lebih dari sekadar tubuh besar’?” tanya Haruto, merasa sedikit bingung.


Yui tertawa kecil. “Ah, maaf. Maksudku, aku yakin kamu punya sisi lain yang mungkin tidak banyak orang lihat. Misalnya, mungkin kamu suka melukis atau bermain musik, bukan?”


Haruto terkejut. "Kok bisa tahu?"


“Karena aku bisa melihatnya di matamu. Ada semangat yang berbeda dalam dirimu,” jawab Yui, tetap dengan senyum yang lembut.


Haruto merasa sedikit lega mendengar kata-kata Yui. Ia memang suka melukis dan menghabiskan banyak waktu di rumah untuk menggambar atau membaca manga. Namun, ia selalu merasa bahwa hobi-hobi itu tidak penting, terutama di sekolah. Tidak ada yang menganggapnya serius.


“Kenapa kamu bisa tahu itu?” tanya Haruto, mulai tertarik dengan Yui yang tampaknya bisa membaca dirinya dengan mudah.


“Aku hanya merasakan ada sesuatu yang berbeda di dalam dirimu,” jawab Yui, “Aku juga suka menggambar. Mungkin kita bisa bertukar cerita tentang seni suatu saat nanti.”


Haruto merasa sedikit terkejut. Selama ini, ia selalu merasa sendiri dalam hal ini. Tidak ada seorang pun yang memahami betapa pentingnya seni baginya. Dan kini, tiba-tiba ada seseorang yang merasa hal yang sama.


Tapi sebelum ia bisa mengatakan sesuatu, bel sekolah berbunyi keras.


“Sepertinya kita harus pergi ke sekolah, ya,” kata Yui sambil berdiri.


Haruto mengangguk. “Iya, sepertinya begitu.”


Namun, sebelum mereka berpisah, Yui menambahkan, “Aku rasa kita akan menjadi teman baik, Haruto. Aku menantikan untuk bertemu lagi.”


Haruto tersenyum canggung, tetapi ada rasa hangat yang mengalir di dalam hatinya. “Terima kasih, Yui. Sampai jumpa.”


Hari itu, Haruto merasa sedikit berbeda. Mungkin karena ia akhirnya bertemu dengan seseorang yang bisa melihat lebih dari sekadar tubuh besarnya. Mungkin, pertemuan dengan Yui bisa menjadi awal dari perubahan besar dalam hidupnya.



Hari demi hari, pertemuan dengan Yui semakin sering terjadi. Mereka mulai menghabiskan waktu bersama, berbicara tentang berbagai hal, terutama seni. Yui ternyata bukan hanya seorang gadis biasa. Ia adalah siswa pindahan dari kota besar yang memiliki bakat luar biasa dalam melukis. Bahkan, karya-karya seni Yui sudah dipamerkan di beberapa galeri seni terkenal.


Haruto merasa kagum dengan bakat Yui. Tapi yang lebih mengejutkan adalah sikap Yui yang selalu mendorongnya untuk menjadi lebih baik, untuk tidak merasa kecil hanya karena tubuhnya yang besar.


Suatu hari, saat mereka sedang duduk di taman sekolah setelah jam pelajaran, Yui memulai percakapan.


“Haruto, aku ingin mengajakmu ikut dalam kompetisi seni. Ini bukan kompetisi biasa. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan siapa kamu sebenarnya,” kata Yui dengan penuh semangat.


“Kompetisi seni? Tapi aku hanya melukis untuk diriku sendiri. Aku tidak yakin bisa bersaing dengan orang lain,” jawab Haruto, merasa ragu.


Yui menatapnya dengan serius. “Haruto, kamu punya potensi yang luar biasa. Aku bisa melihatnya. Jangan biarkan ketidakpastian menghalangi langkahmu.”


Haruto menunduk, merenungkan kata-kata Yui. Mungkin Yui benar. Mungkin ini adalah kesempatan untuk menunjukkan siapa dirinya sebenarnya, bukan hanya sebagai "si big guy", tetapi sebagai seorang seniman.


Dan begitu, Haruto memutuskan untuk mengikuti kompetisi seni tersebut bersama Yui. Ia mulai berlatih lebih keras, mengasah keterampilan melukisnya, dan berusaha mengubah pandangan dirinya terhadap dunia yang selalu menilai dari luar.


Namun, perjalanan Haruto tidak mudah. Banyak rintangan yang harus ia hadapi, baik dari dirinya sendiri maupun dari orang lain yang masih melihatnya hanya sebagai sosok yang besar dan menakutkan. Tapi, Yui selalu ada di sampingnya, memberikan dukungan dan semangat yang tak pernah pudar.


Apakah Haruto bisa memenangkan kompetisi itu? Atau, akankah ia tetap terperangkap dalam bayang-bayang tubuh besarnya yang selalu menjadi penghalang?


Belum ada Komentar untuk "Cerita My Big Boy Anime"

Posting Komentar

Manfaat Puasa bagi Kesehatan: Fakta Ilmiah dan Keajaiban bagi Tubuh

  Puasa bukan hanya bagian dari ibadah dalam berbagai agama, tetapi juga memiliki manfaat luar biasa bagi kesehatan. Berbagai penelitian il...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel